PERAN MAHASISWA KKN RDR 75 POSKO 72 DALAM MENANGKAL INFORMASI HOAX DI MASA PANDEMI COVID - 19
Oleh : Rizky Nur Fathony
Pandemi Covid – 19 membuat kegiatan sehari hari terhambat, dan sangat berdampak terhadap kehidupan yang dijalani. Baik dalam beribadah, bersosial terhadap teman, tetangga bahkan orang-orang yang di temui. Membuat kita harus social distancing(menjaga jarak). Hal ini membuat diri kita berusaha untuk beradaptasi dengan kebiasaan yang baru (New Normal).
Kebiasaan yang kita lakukan akhirnya tergeser yang membuat kita diharuskan beradaptasi. Apalagi perihal ibadah, yang biasa kita merapatkan shof saat beribadah pun harus memberikan jarak dalam ibadah sholat. Lalu dalam berdakwah, khutbah dan lain lain pun tidak di perbolehkan terlalu banyak orang berkumpul dan itu mesti di batasi. Lagi – lagi hal ini yang membuat kita berfikir untuk melakukan metode baru untuk berdakwah.
Sekarang ini banyak sekali orang berdakwah di media sosial seperti Youtube, Instagram, dan Facebook. Tak jarang yang mengadakan Webbinar atau seminar secara online mengenai Covid-19 dan Beribadah saat pandemi Covid-19. Ini pun menggeser pola komunikatif action ke connective action.
Sebagai seorang mad’u semestinya lebih cermat dalam mengikuti kegiatan ceramah melalui media sosial. Kita bisa mengikuti ceramah dari Gus Dur, Gus Muss, Cak Nun, Ustadz Jefri, Zainuddin MZ dan masih banyak lagi. Sebagai mad’u/jamaah jangan sampai kita terjerumus dengan ajaran yang meyimpang bahkan di agama tersebut tidak mengajarkan ajaran tersebut. Maka dari itu pentingnya untuk cermat beragama dalam media sosial.
Untuk menangkal bahaya radikalisme beragama di masa pandemi covid – 19 mahasiswa KKN RDR 75 Posko 72 membuat acara seminar yang di hadiri oleh masyarakat perum. Beringin asri RW. 12 kel. Wonosari. Acara tersebut bertujuan untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat pentingnya menyaring informasi dalam beragama di media sosial. Sebelum kita mensharing informasi tersebut.
Tujuan di buatnya acara itu untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat, Karena maraknya kasus penusukkan terhadap kyai, ustadz dan masih banyak lagi selama pandemi covid-19. Hal ini membuat pentingnya memilah informasi dari media sosial/media online, apalagi dalam beragama penting sekali untuk mengolah infomasi tersebut, dan melihat sumber keilmuan tidak hanya dari satu guru/ustadz/kyai aja. Yang jelas lebih melihat dari berbegai sudut pandang, agar tidak terjerumus hingga penyimpangan atau terlalu fanatik dalam beragama.
Adapun berbagai cara untu menangkal informasi hoax yaitu :
1. Hati-hati dengan judul provokatif
Berita hoax seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif, misalnya dengan langsung menudingkan jari ke pihak tertentu. Isinya pun bisa diambil dari berita media resmi, hanya saja diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat hoax.
Oleh karenanya, apabila menjumpai berita denga judul provokatif, sebaiknya Anda mencari referensi berupa berita serupa dari situs online resmi, kemudian bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda. Dengan demikian, setidaknya Anda sebabagi pembaca bisa memperoleh kesimpulan yang lebih berimbang.
2. Cermati alamat situs
Untuk informasi yang diperoleh dari website atau mencantumkan link, cermatilah alamat URL situs dimaksud. Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi -misalnya menggunakan domain blog, maka informasinya bisa dibilang meragukan. Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs di Indonesia yang mengklaim sebagai portal berita. Dari jumlah tersebut, yang sudah terverifikasi sebagai situs berita resmi tak sampai 300. Artinya terdapat setidaknya puluhan ribu situs yang berpotensi menyebarkan berita palsu di internet yang mesti diwaspadai.
3. Periksa fakta
Perhatikan dari mana berita berasal dan siapa sumbernya? Apakah dari institusi resmi seperti KPK atau Polri? Sebaiknya jangan cepat percaya apabila informasi berasal dari pegiat ormas, tokoh politik, atau pengamat. Perhatikan keberimbangan sumber berita. Jika hanya ada satu sumber, pembaca tidak bisa mendapatkan gambaran yang utuh. Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti, sementara opini adalah pendapat dan kesan dari penulis berita sehingga memiliki kecenderungan untuk bersifat subyektif.
4. Cek keaslian foto
Di era teknologi digital saat ini , bukan hanya konten berupa teks yang bisa dimanipulasi, melainkan juga konten lain berupa foto atau video. Ada kalanya pembuat berita palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi pembaca. Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.